-->

Hari Ini, 15 Januari 2024

Tidak ada komentar

Hari Ini, 15 Januari 2024

Untuk diriku sendiri. Aku tau hari ini kamu badmood dengan kerjaan. Setelah setting latar ini itu untuk pembuatan konten, tiba-tiba ibumu datang meminta pertolongan kepadamu. Sebagai seorang anak yang ingin berbakti, kamu iyakan permohonan ibu. Kamu antar ibu sebagaimana pintanya.

Sekembali dari mengantar ibu, kakakmu ada di dalam rumah, mempersiapkan pembuatan konten (yang lain). Setting latarmu mau tidak mau harus hancur untuk konten lain yang hendak kakakmu buat. Kecewa kamu rasakan. Tak mudah, keluhmu di dalam hati, untuk menyetting ulang sama seperti tadi. Juga niat berkonten jadi hilang. Dan bosmu yang menghilangkannya.

Akan tetapi kamu tak bisa salahkan semuanya kepada kakakmu seorang. Kamu juga tumpahkan kekesalan itu kepada-Nya. Menurutmu, Dia suka menguji kepribadianmu. Kamu usap dadamu. Lalu beristigfar, menahan amarah, menahan kekesalan. Character development, katamu di dalam hati. Harus bersabar, katamu lagi.

*

Adzan Isya berkumandang. Kakakmu tak datang ke Masjid. Kamu sebagai adik tak tau harus bagaimana. Tak nyaman menyuruh kakakmu. Juga tak nyaman jika hanya berdiam saja. Selepas Isya kamu doakan seluruh keluargamu. Memohon kepada-Nya agar setan dijauhkan kepada kalian.

Kemudian, kekesalan kedua muncul setelah Isya. Kamu dan kakakmu berbeda pandangan dalam hal membuat konten. Kakakmu lebih suka momen-momen dalam hal 'making something' hanya direkam secara singkat. Sedangkan yang kamu inginkan bahwa segala hal ketika 'making something' direkam semua hingga menjadi 'something'. Bagimu yang menarik dalam hal membuat konten adalah orang melihat prosesnya bukan hasil akhirnya. Terlepas dalam proses itu kalian mengalami revisi beberapa kali. Bagimu itu semakin menarik, karena membuktikan bahwa dalam 'making something', kalian serius memikirkan konsepnya. Bukan asal-asalan. Tapi bosmu tak sepakat. Terlalu rumit. Terlalu banyak video. Dan memakan banyak memori. Kakakmu kekeuh untuk membuat dengan cara singkat. Dan kamu mengikutinya. Tentu dengan rasa kesal.

Kamu sadari bahwa perbedaan-perbadaan ini terjadi karena pandangan kalian yang berbeda. Sehingga kamu mudah meredakan amarahmu. Juga merasa bodoh dengan hasilnya. Kamu dibayar bukan untuk membuat konten ini bagus. Kamu dibayar hanya karena untuk membuat konten. Begitulah isi di dalam kepalamu.

Kakakmu pulang, dan kamu masuk ke dalam kamar. Malam ini kamu akhiri dengan tidur lebih cepat. Pikiran-pikiran jelekmu perlu kamu istirahatkan agar tak menodai jiwamu. Isi amarah itu kamu tumpahkan ke dalam tulisan ini. Jika tak membuangnya akan menjadi penyakit hati, sekaligus penyakit kepala, katamu. Aku senang dengan rasionalmu. Dan aku bangga menjadi dirimu.

Wahai diriku sendiri. Terima kasih atas perjuangan hari ini. Beristirahatlah untuk hari esok.


Sukoharjo,

Senin, 15 Januari 2024

Komentar