-->

Usmani Muda oleh Harun Nasution

Tidak ada komentar

Cover buku: Pembaharuan dalam Islam
Cover buku: Pembaharuan dalam Islam.
Usmani Muda adalah gerakan yang didorong karena menentang kekuasaan absolut Sultan. Gerakan ini terdiri oleh golongan intelegensia Kerajaan Usmani. Zaman Tanzimat berakhir dengan wafatnya Ali Pasya pada tahun 1871. Ali Pasya ini tidak menentang kekuasaan absolut Sultan Abdul Aziz (1861-1876), namun ikut membungkam pemikir bebas. Maka selalu ada permusuhan antara Usmani Muda dengan Ali Pasya, Fuad Pasya, bahkan dengan murid-muridnya Mustafa Rasyid Pasya.
.
Awal kelahiran Usmani Muda ini adalah pada tahun 1865 dengan tujuan merubah pemerintahan absolut raja dengan gerakan secara rahasia. Pada 1867 gerakan mereka terbongkar dan mereka lari ke Eropa. Kembali setelah Ali Pasya tiada lagi.
.
Salah satu pemikir Usmani Muda adalah Ziya Pasya (1825-1880). Ia diterima menjadi salah satu Sekretaris Sultan pada tahun 1854. Hal ini karena usaha dari Mustafa Rasyid Pasya. Dan karena ini juga ia harus belajar bahasa Perancis. Namun pada tahun 1867 ia terpaksa pergi ke Eropa dikarenakan perselisihannya dengan Ali Pasya.
.
Ia memiliki pendapat, bahwa Kerajaan Usmani dapat maju apabila sistem kepemimpinan absolut Sultan dihapuskan dan diganti dengan sistem pemerintahaan konstitusi. Karena banyak dari negara-negara Eropa menggunakan sistem pemerintahan konstitusi, dan mereka menjadi maju.
.
Dalam sistem pemerintahan konstitusi harus ada Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan inilah yang membuat pihak Tstana takut dapat menghancurkan kekuasaan Sultan. Maka Ziya menggunakan hadis, "Perbedaan pendapat di kalangan umatku merupakan rahmat dari Tuhan", sebagai alasan perlunya Dewan Perwakilan Rakyat, dimana perbedaan rakyat dalam berpendapat dapat ditampung diproses lalu diputuskan.
.
Ziya juga menolak dalam pembaharuan semua aspek harus meniru negara-negara Eropa. Ia membantah pendapat yang menyatakan bahwa Islam-lah yang menutup kemajuan Kerajaan Usmani. Karena yang menutup kemajuan Kerajaan Usmani sendiri adalah sistem kepemimpinan Sultan yang absolut.
.
Ada lagi pemikir yang terkemuka dari Usmani Muda, yaitu Namik Kemal (1840-1888) yang berasal dari orang kaya, sehingga pendidikannya terjamin. Karena mahir dalam bahasa Perancis, ia diangkat menjadi pegawai di Kantor Penerjemah, lalu menjadi pegawai di Istana Sultan.
.
Namik Kemal ini idenya banyak didapat dari Ibrahim Sinasi (1826-1871) yang ide dari Ibrahim sendiri berasal dari ide-ide Barat. Ide-idenya banyak mengenai tentang rakyat, kebebasan berpendapat, ide-ide liberal, kesadaran nasional dan pemerintahan konstitusional. Pada tahun 1861, Ibrahim menerbitkan surat kabar yang bernama Tasvir-i Efkar. Ketika Ibrahim kemudian lari ke Paris pada tahun 1865, Tasvir-i Efkar dipegang oleh Namik Kemal. Dan hal tersebutlah yang membuatnya di terpaksa lari ke Eropa pada tahun 1867. Tahun 1870 ia kembali lagi ke Istambul, namun 3 tahun kemudia ia ditangkap dan dipenjarakan di Pulau Siprus karena tulisannya yang dianggap berbahaya. Ia dibebaskan ketika kekuasaan Sultan Abdul Aziz dijatuhkan pada tahun 1876.
.
Namik Kemal tidak sepenuhnya berdasar pada ide-ide Barat. Ia memilah-milah ide Barat dan mencoba menyesuaikan dengan ajaran-ajaran Islam. Dengan jelas ia mengkritik Tanzimat yang tidak mengindahkan Islam lagi. Dan pada Tanzimat pula banyak model-model dari Barat diterapkan yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Timur.
.
Ia berpendapat bahwa penyebab Turki Usmani mundur adalah pada politik. Yaitu pada kekuasaan absolut yang dimiliki oleh Sultan. Walaupun memang adanya terdapat Piagam Gulhane dan Humayun, namun kedua piagam tersebut belum merupakan konstitusi yang dapat memisahkan antara kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
.
Namik Kemal juga berpendapat bahwa rakyat dan warga negara juga memiliki hak-hak politik yang tidak boleh dilanggar, dihormati dan dilindungi oleh negara. Artinnya kedaulatan berada di tangan rakyat. Negara menggunakan kedaulatan di tangan rakyat. Bukan untuk orang-orang tertentu. Namun pelaksanaan kedaulatan ini tidak dapat dilakukan oleh seluruh rakyat, artinya ada perwakilan-perwakilan yang dipilih itulah yang memegang kedaulatan rakyat.
.
Namik Kemal juga menginginkan pemerintahan yang demokrasi. Dan pemerintahan ini sebenarnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Negara Islam yang waktu itu dipimpin oleh Empat Khalifah Besar, menurutnya juga menggunakan sistem demokrasi. Waktu itu menggunakan sistem Bai'ah, yaitu rakyat menyatakan persetujuan mereka atas pengangkatan Khalifah yang baru.
.
Di dalam Islam ada juga ajaran yang disebut dengan al-maslahah al 'ammah, yaitu maslahat umum. Seorang Khalifah tidak boleh bertindak dengan bertentangan maslahat orang banyak. Khalifah harus memperhatikan pendapat umum. Lalu ada syariat yang jelas dan pasti tidak boleh dilanggar oleh seorang Khalifah.
.
Yang terakhir adalah musyawarat yang merupakan dasar penting dalam pemerintahan Islam. Dimana musyawarat mempunyai corak demokrasi pemerintah Islam. Terdapat pemisahan kekuasaan antara kekuasaan legislatif dan eksekutif, yaitu para ulama-lah yang membuat hukum dalam Islam. Sedangkan pemerintah yang melaksanakan hukum tersebut. Maka pemerintahan konstitusional itu tidaklah bi'dah dalam Islam
.
Dulu Kerajaan Turki Usmani juga pernah melakukan sistem konstitusional, dimana ada pemisahaan kekuasaan. Waktu itu kaum ulama memegang peran legislatif, Sultan dan para menteri memegang kekuasaan eksekutif, dan Yaniseri yang merupakan angkatan bersenjata atau rakyat bersenjata yang mengambil mengontrol. Namun setelah dirobohkannya Yaniseri pada masa Sultan Mahmud, kekuasaan Sultan menjadi absolut.
.
Dia juga mengusulkan untuk dibentuknya tiga majlis pemerintahan Konstitusional Kerajaan Usmani, yaitu Majlis Negara (Sura-yi Devlet) yang bertugas untuk merancang undang-undang, Mejlis Nasional (Sura-yi Ummet) yang bertugas membuat undang-undang atas dasar rancangan dari Majlis Negara, dan Senat (Meclis-i Ayan) yang bertugas menjadi pengantara antara kekuasaan legislatif dan eksekutif. Tugas lain Senat adalah mengesahkan undang-undang yang dibuat oleh Majlis Nasional.
.
Ide-ide lain yang diungkapkan oleh Namik Kemal adalah ide cinta tanah air. Yang dimaksud dengan tanah air bukanlah tanah Turki saja, namun seluruh wilayah dari Kerajaan Usmani. Ia juga ingin menyatukan seluruh ummat Islam, dengan tujuan sama-sama mempelajari dan menyesuaikan peradaban modern dengan ajaran-ajaran Islam, lalu akan disebarkan ke seluruh Asia dan Afrika. Ide-ide itu kemudian diajukan untuk menyusun UUD 1876 Kerajaan Turki.
.
Orang kuat dari kalangan Pemerintah yang berdiri di belakang pengadaan Konstitusi adalah Midhat Pasya (1822-1883) yang dalam usia muda sudah menjadi pegawai di Biro Perdana Menteri. Tahun 1858 ia berkunjung ke Eropa selama 6 bulan, lalu diangkat menjadi Gubernur di berbagai daerah. Tahun 1872 dia diangkat oleh Sultan Abdul Aziz untuk menjadi Perdana Menteri. Namun tidak lama kemudian ia diberhentikan oleh Sultan Abdul Aziz karena perbedaan paham mengenai kekuasaan absolut.
.
Karena telah terjadi kerusuhan, pada tanggal 30 Mei 1876 Sultan Abdul Aziz dijatuhkan atas fatwa yang dikeluarkan oleh Syaikh Al-Islam Kerajaan Turki Usmani. Sebagai penggantinya, diangkatlah Murad V, yang mempunyai hubungan baik dengan Usmani Muda. Namik Kemal dipanggil kembali dari pembuangan. Midhat Pasya dan pemuka-pemuka Usmani diangkat menjadi menteri.
.
Murad V pernah diasingkan oleh Sultan Abdul Aziz karena hubungannya dengan Usmani Muda terbongkar. Terlalu lama hidup dalam pengasingan membuat mentalnya lemah, maka ketika menjadi Sultan pun mentalnya bertambah lemah. Karena mentalnya yang lemah tersebut, beberapa bulan kemudian ia dijatuhkan.
.
Sebagai gantinya diangkatlah saudaranya yang bernama Abdul Hamid. Midhat Pasya telah bertemu dengan Abdul Hamid dan berhasil membuat kesepakatan untuk mengadakan Konstitusi pada Kerajaan Usmani. Pada tanggal 31 Agustus 1976, Abdul Hamid diangkat menjadi Sultan. Tiga bulan kemudian Midhat Pasya dinobatkan menjadi Perdana Menteri.
.
Dalam pengadaan Konstitusi ada perbedaan pendapat terjadi antara Sultan Abdul Hamid dengan Usmani Muda. Usmani Muda berusaha untuk mengurangi kekuasaan yang dimiliki oleh Badan Eksekutif (Sultan), namun Sultan ingin mempertahankannya. Syaikh Al-Islam juga berkomentar bahwa dalam pengadaan Konstitusi ini masih banyak orang yang tidak begitu paham dengan sistem pemerintahan konstitusional. Pemberian kebebasan kepada rakyat sangat dikhawatirkan karena masih banyak rakyat-rakyat yang anarkis.
.
Usmani Muda lanjut menjelaskan faham-faham Barat dengan menggunakan term-term Islam. Sebagaimana Term musyawarah dipakai untuk perwakilan rakyat, syariat untuk konstitusi, dan bai'ah sebagai bentuk kedaulatan rakyat. Istilah yang dipakai oleh Usmani Muda itu untuk mempermudah memahami faham konstitusi Barat.
.
Tanpa pikir panjang golongan Ulama setuju, namun yang ada dipikiran golongan Ulama ini berbeda dengan maksud Usmani Muda. Maka terjadi kekacauan dalam pengadaan konstitusi yang sebenarnya itu demokratis (konstitusi yang ada dipikiran Usmani Muda), malah menjadi semi-otokratis karena salahnya pemahaman.
.
Konstitusi yang bercorak semi-otokratis tersebut resmi ditanda tangani oleh Sultan Abdul Hamid pada 23 Desember 1876, penandatanganan ini disebut dengan Konstitusi 1876. Berbagai pasal yang melenceng pun timbul, seperti kedaulatan yang sebenarnya di tangan rakyat namun pada saat itu kedaulatan berada ditangan Sultan. Hal itu karena kedaulatan sebenarnya berada pada Tuhan sebagai pencipta dan pemilik semesta alam. Namun dalam prakteknya kedaulatan berada pada Khalifah sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW dalam mengepalai ummat. Disini Sultan Turki juga  memiliki kedudukan Khalifah.
.
Dalam pasal lain juga menerangkan bahwa Sultan berhak mengangkat dan memberhentikan Menteri-menteri dan membubarkan parlemen. Syaikh Al-Islam juga dilantik oleh Islam. Ditambah Sultan juga berhak menangkap dan mengasingkan seseorang yang dianggap membahayakan negara. Dengan memakai pasal itu, Midhat Pasya dan beberapa temannya ditangkap dan diasingkan karena dianggap sedang melawan negara. Padahal sebenarnya mereka tengah memperjuangkan konstitusi yang sebenarnya bukan konstitusi yang semi-otokrasi.
.
Jika diperhatikan keinginan Usmani Muda terlihat berhasil dengan membuat Turki Usmani memiliki dasar konstitusi, namun tujuan sebeneranya malah menghasilkan keburukan yang lebih dari masa sebelumnya. Pada masa Sultan Abdul Aziz memang semena-mena dengan kekuasaannya. Namun di masa Sultan Abdul Hamid ini kekuasaan Sultan yang otokrat itu justru lebih parah karena memiliki dasar konstitusi. Sebagaimana apa yang dialami oleh Midhat Pasya. Pembuangan yang dialami Midhat Pasya itu bukan karena keputusan semena-mena dari Sultan, melainkan ada dasar konstitusi yang mengaturnya.
.
Jadi Usmani Muda tidak hanya gagal menginginkan pembaharuan pada Turki, melainkan membuat kekuasaan Sultan menjadi lebih kuat dengan dasar konstitusi yang mengaturnya. Namun selain memiliki sifat yang otokrat, Sultan Abdul Hamid juga melakukan beberapa pembaharuan. Seperti pembangunan Sekolah Tinggi Hukum (1878), Sekolah Tinggi Keuangan (1878), Sekolah Tinggi Kesenian (1879), Sekolah Tinggi Dagang (1882), Sekolah Tinggi Teknik (1888), Sekolah Dokter Hewan (1889), Sekolah Tinggi Polisi (1891), dan Universitas Istanbul (1900).
.
Selain itu ia juga mendirikan Kementrian Kehakiman, memperbanyak jaringan pos dan telegraf, meningkatkan jumlah percetakan dari yang sebelumnya sehingga menimbulkan bertambahnya keinginan membaca juga dari masyarakat.
.
Sumber :
  • Pembaruan dalam Islam "Sejarah Pemikiran dan Gerakan" (Buku) - Prof. Harun Nasution

Komentar