-->

Turki Muda - Harun Nasution

Tidak ada komentar

Cover buku: Pembaharuan dalam Islam
Cover buku: Pembaharuan dalam Islam.
Setelah dibubarkannya Parlemen dan hancurnya Usmani Muda begitu juga Konstitusi 1876 yang di dambakannya, Sultan Abdul Hamid memerintah Kerajaan Turki Usmani dengan kekuasaan yang lebih absolut. Karena kekuasaannya yang absolut itu, banyak orang yang tidak menyukainnya. Timbul-lah gerakan-gerakan oposisi seperti Kalangan Perguruan Tinggi yang melakukan perkumpulan rahasia, Kalangan Intelegensia yang lari ke luar Turki namun juga melakukan perlawanan, Kalangan Militer pun juga membentuk komite-komite rahasia. Gerakan oposisi inilah yang dikenal dengan Turki Muda.
.
Ada tiga orang yang mengeluarkan ide perjuangan Turki Muda, yaitu Ahmed Riza (1859-1931), Mehmed Murad (1853-1912), dan Pangeran Sabahuddin (1877-1948). Ahmed Riza mendapat ide dari gambarannya ketika melihat kaum petani sangat menderita. Maka dengan itu ia bersungguh-sungguh bersekolah dan hendak menjadi Menteri Pertanian dan ia lanjutkan studinya di Paris. Ketika impiannya tercapai menjadi seorang Menteri Pertanian ia menyadari ternyata kerja di Kementrian Pertanian tidak ada hubungannya dengan kesengsaraan para petani. Justru kerja Kementrian itu lebih banyak mengurus urusan birokrasi.
.
Lalu ia pindak menjadi Menteri Pendidikan karena ia yakin dengan adanya pendidikan yang tepat dapat merubah nasib-nasib buruk para petani. Namun sama halnya dengan Kementrian Pertanian, kerja Kementrian Pendidikan juga mengurus masalah-masalah birokrasi bukan fokus pada pendidikan. Ia tidak dapat menyatakan pendapatnya karena sensor yang sangat ketat, ia memutuskan kembali ke Paris. Ia kemukakan pendapatnya darisana dengan surat kabar yang ia keluarkan dengan judul Mesveret. Lalu ia selundupkan majalahnya ke Istambul agar dibaca oleh orang-orang Turki.
.
Di Paris ia bertemu dengan banyak pemikir Turki yang melarikan diri karena kekuasaan absolut Sultan Abdul Hamid. Di Paris juga ia belajar banyak dengan pemikir Prancis. Ia sangat tertarik dengan Auguste Comte (1798-1857) seorang filsuf positivisme. Dari situ ia berpendapat bahwa kemajuan Kerajaan Turki Usmani dapat terlaksana dengan terlaksananya pendidikan yang baik yang berhajat pada pemerintahan konstitusional. Islam tidak menentang konstitusional. Karena Islam sendiri mengajarkan tentang musyawarat, sedangkan konstitusi berdasar pada musyawarat.
.
Pangeran Sabahuddin yang memiliki darah keturuan Sultan Mahmud II dari pihak bapak dan memiliki darah keturunan Sultan Abdul Hamid dari pihak ibu. Ia dan ayah ibunya lari ke Eropa karena kekuasaan absolut dari Sultan Abdul Hamid sendiri. Ia berpendapat bahwa sebenarnya untuk melakukan kemajuan pada Kerajaan Turki Usmani bukan Sultan-lah yang harus diganti tapi perubahan sosial.
.
Orang-orang Turki memiliki sifat kolektif, dimana orang secara pribadi tidak dapat percaya pada diri sendiri. Sifat itulah yang membuat mereka menjadi tidak dapat berdiri sendiri. Mereka terus bergantung pada kelompoknya, baik kelompok kecil berupa keluarga maupun kelompok suku-bangsa, pemerintah. Sifat itulah yang membuat rakyat Turki tidak memiliki pendirian. Sifat kolektif ini bisa dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang.
.
Selama sifat ini masih dimiliki oleh rakyat Turki, maka kekuasaan absolut Sultan masih tetap berjalan. Ia menganjurkan desentralisasi dalam bidang pemerintahan. Daerah-daerah diberi otonomi dan sistem otonomi tersebut masuk hingga ke desa-desa terpencil. Sehingga pemerataan itu dapat meningkatkan kualitas rakyat juga dapat meningkatkan kualitas pemerintahan. Ia mengeluarkan majalahnya sendiri dengan judul Terekki (kemajuan).
.
Pemikir ketiga adalah Mehmed Murad, ia belajar di Rusia dan memahami ide-ide Barat namun dasar idenya masih tetap ajaran-ajaran Islam. Ia pernah mengemukakan pendapatnya kepada Sultan namun langsung ditolak oleh Sultan. Ia juga mengeluarkan surat kabar dengan judul Mizan (timbangan). Ia berpendapat bahwa rakyat bukanlah penyebab kemunduran Kerajaan Turki Usmani, begitu juga dengan Islam. Namun yang menyebabkan Kerajaan Turki Usmani dalam kemunduran adalah karena kekuasaan absolut yang dimiliki oleh Sultab. Oleh sebab itu perlu adanya pembatasan kekuasaan pada Sultan. Jika Sultan menolak konstitusi, maka ia menganjurkan dibentuknya Badan Pengawas yang mengawasi jalannya undang-undang dan mengadili bagi pelanggar undang-undang. Termasuk Sultan yang harus ikut mentaati undang-undang.
.
Ia juga berpendapat hampir sama dengan Pangeran Sabahuddin, bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus mengeratkan hubungannya lagi, agar interaksi diantara keduanya berjalan lancar. Sifat kerenggangan dan acuh tak acuh dari Istanbul dengan daerah-daerah lain harus diperbaiki. Ia ingin menghidupkan rasa saling percaya antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
.
Sedangkan golongan militer mulai meningkat dan menyebar dengan komite-komite rahasia mereka yang kemudian membuat cabang-cabang antara lain di Yaffa dan Yerusalem. Mustafa Kemal menjadi salah satu pemimpin komite tersebut, yang dikenal dengan nama Ataturk. Perkumpulan diantara komite itu yang paling termahsyur adalah Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan (Ittihad ve Terekki).
.
Pada tahun 1908, Batalyon III di Masedonia dan Batalyon II di Edirne mulai berontak. Tentara di Salonika, Monastiri dan Antolia juga ikut berontak. Ada nama Enver Bey dan Ahmed Niyazi yang memimpin salah satu pemberontakkan. Pemberontakkan itu menuntut dihidupkan kembali Konstitusi 1876. Mereka akan menggulingkan Sultan Abdul Hamid dengan 1000 tentara menyerbu Istambul jika tuntutan mereka tidak terpenuhi. Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan yang awalnya sembunyi-sembunyi mulai muncul dengan terang-terangan dan dengan ancaman yang mengerikan. Karena takut dan agar kedudukannya tidak digulingkan, Sultan Abdul Hamid pun menuruti dan menghidupkan kembali Konstitusi 1876 dengan mengikuti sistem pemerintahan mereka.
.
Mereka langsung mengadakan pemilihan umum untuk mengadakan parlemen yang baru. Saat itu banyak dari Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan yang memegang kekuasaan. Setelah itu mereka juga dihadapkan dengan masalah-masalah luar seperti Austria yang berkesempatan menggabungkan Bosnia dan Herzegovina ke dalam lingkungan daerah kekuasaannya. Bulgaria memerdekakan diri, dan Pulau Kreta yang menggabungkan diri dengan Yunani.
.
Dari kalangan rakyat pusat pun banyak yang tidak menyukai sistem baru dari pemerintahan Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan yang dirasa telah melupakan syariat karena dipengaruhi dengan ide-ide Barat. Begitu juga dengan golongan ulama dan tarekat Bektasyi yang sangat merasakan itu. Mereka membentuk sebuah organisasi dengan nama Persatuan Islam yang dipimpin oleh Vahdeti Murad Bey dengan tujuan mengindahkan dan membela syariat.
.
Celah-celah itu hendak dimanfaatkan oleh Sultan Abdul Hamid untuk kembali mengambil kekuasaannya, namun Enver Pasya dengan Batalyon III masuk ke Istambul dan merebut kekuasaan Sultan. Pada tahub 1909 Sultan Abdul Hamid jatuh, lalu digantikan oleh saudaranya Sultan Mehmed V.
.
Tahun 1912 diadakan pemilihan baru dan Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan mendapatkan kemenangan yang besar. Setahun kemudian kekuasaan terletak pada Tiga Serangkai, yaitu Enver Pasya, Talat Pasyar, dan Jemal Pasya. Enver Pasya adalah tamatan Perguruan Tinggi Militer dan kemudian menjadi Menteri Pertahanan. Jemal Pasya juga tamatan Perguruan Tinggi Militer dan kemudian menjadi Panglima daerah Suriah, Gubernur Militer Istambul dan Menteri Angkatan Laut. Talat Pasya adalah seorang pegawai yang kemudian menjadi Menteri Dalam Negeri dan kemudian menjadi Perdana Menteri. Mereka bertiga saat ini memiliki kekuasaan yang sangat besar di Turki.
.
Pemerintahan Tiga Serangkai merupakan pemerintahan militer yang terlalu kuat, menolak kritikan, dan selalu membubarkan oposisi lalu membuang pemimpin-pemimpinnya keluar dari Turki. Pada Perang Dunia I, Turki ikut berpartisipasi dengan bergabung bersama Jerman. Namun mereka mengalami kekalahan bersamaan dengan kalahnya Jerman. Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan membubarkan diri dan pemimpin-pemimpin mereka melarikan diri ke luar negeri.
.
Pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan saat itu adalah dalam bidang administrasi yang menjadi dasar pemerintahan lokal dan daerah Turki zaman sekarang. Begitu juga Adminstrasi kota yang mengalami pembaharuan. Transport umum, brigade kebakaran (pemadam kebakaran), dan kepolisian. Perdagangan yang mulanya milik asing kembali pada orang-orang Turki. Dibuka sekolah guru untuk menambah tenaga dan kekuatan guru-guru. Para kaum wanita diperbolehkan bersekolah. Juga kaum wanita diperbolehkan mengenakan pakaian Eropa sebagaimana laki-laki sebelumnya memakai pakain tersebut selama 24 jam atau sehari penuh.
.
Dalam surat kabar juga kembali ditingkatkan produksinya sehingga menambah kemauan membaca untuk orang-orang Turki. Entah sastra, politik dan lain-lain terus ditingkatkan. Selain itu bacaan ide-ide Barat yang bersumber dari Prancis juga dipublikasikan.
.
Sumber :
  • Pembaharuan Dalam Islam 'Sejarah Pemikiran dan Gerakan' (Buku) - Prof. Harun Nasution

Komentar