-->

Mentadaburi; Islam sebagai Budaya

Tidak ada komentar

Mentadaburi; Islam sebagai Budaya

Ada yang bilang, bahwa Islam itu bukan budaya. Maka konsep Surga dan Neraka juga bukan hasil dari budaya, melainkan Islam itu sendiri. Lalu saya bertanya, Islam apa yang sesuai dengan wahyu? Islam Muhammadiyah kah? NU kah? Salafi kah? Atau Syiah? Bukankah adanya perpecahan tersebut menunjukkan bahwa Islam di masa sekarang adalah hasil dari budaya. Ada Islam yang berbudaya Muhammadiyah, ada Islam yang berbudaya NU, dan Islam berbudaya lainnya. Jika Islam saja bias, maka konsep Surga dan Neraka, sebagai turunan dari Islam, ikut bias. Setiap budaya memiliki prinsip sendiri soal Islam, pun juga persoalan surga dan neraka.

Islam yang asli hanya ada di masa Rasul. Sisanya adalah hasil budaya, termasuk Islam masa sekarang.

Dalam menganut Islam, manusia dituntut untuk tidak merasa puas. Supaya mereka tidak berhenti mencari kebenaran hidup, Islam, dan lain-lainnya.

Islam masa sekarang kan banyak. Ada NU, Muhammadiyah, Syiah, Salafi, banyak. Semua menganggap mereka benar. Ga salah juga, karena mereka benar bagi kepercayaan mereka. Maka Islam sekarang adalah hasil budaya. Islam yang asli cuman ada di masa Rasul.

Kenapa satu agama bisa terpecah menjadi banyak keyakinan, karena Islam sebenarnya bukan soal benar dan salah. Islam itu kerangka berpikir. Berbagai persoalan ada di dalam Quran itu bukan semata-mata bahwa kita harus melakukan hal yang sama seperti di Quran. Enggak gitu konsepnya. Manusia harus mentadaburinya dulu. Misalkan:

Hukuman mencuri adalah potong tangan. Bukan berarti di masa sekarang pencuri dipotong tangan. Ini penafsiran yang mentah. Kerangka berpikir dari Tuhan ga semudah ini.

Maksud dari mencuri dipotong tangan agar orang² berpikir, kalau kamu mencuri, sama saja kamu kehilangan tangan. Walaupun kamu merasa masih memilikinya.

Apa ga ngeri, kamu masih punya tangan, tapi karena kamu mencuri, Tuhan menonaktifkan segala kebaikan dari tanganmu yg mencuri. Kamu memberi kepada orang miskin, tapi karena kamu mencuri, Tuhan tidak mencatat kebaikan itu. Karena Tuhan sudah menganggap tanganmu tidak ada. Walaupun kamu masih merasa memilikinya. Maka bertaubatlah untuk masa lalumu, wahai manusia. Dan dalami segala kejadian di bumi.

Sumber: twitter.com

Komentar